Sekilas KKN GK 14 di Minggu awal


KKN Unit GK 14 ada di dusun Banyu Meneng ,di Kabupaten Gunungkidul.Letakknya sih di kecamatan Panggang dan apesnya disini tidak ada koneksi men,gak ada koneksi(jur gak bisa hidup tanpa koneksi coy,apes men).Kita ada 23 anggota id dalam Unit,ane sendiri ada di Sub Unit 2 didesa Banyumeneng.Ada 3 lelaki gila dan 5 cewek narsis.Ya nasib memang gak tau bro...yoweslah dilakoni wae..
KKN memang wajib sih buat mahasiswa,khusunya di UGM.Ya bisa dibilang semacam tradisi tiap tahunnya,kita KKN entah kemana dan dengan kultur yang berbeda dengan kultur di tempat kita biasa berada.Sebelumnya pengen ane ceritain nih tentang KKN ane,Alhamdulillah gak jauh-jauh banget,paling sekitar 35 KM dari jogja (itu jauh goblok).
Kebetulan dapet KKN di Kabupaten Gunung Kelud eh salah Gunung Kidul,Kecamatannya Panggang,Desanya namanya Banyumeneng.Desanya sih indah tapi minim air sob...aje gile hemat-hemat air nih kayaknya.
Ceritanya gini ane dapat di sub unit 2 di desa banyu meneng...lumayanlah tempatnya adem bener sobb....mungkin hanya rokok yang bisa menemani hangatnya malam dan membayangkan wajahnya(welah sp je..hahaha).Kalau makan alhamdulillah masih bisa walau ala kadarnya.....tempat tidur????wah 1 kamar ber3 ndes....sial sempit plus yo ngono kaelah...
Oh iyo lali cuk eh sob...tadi berangkat dari jogja naek bis..P.Onya dwi putra tp plat nomere lali aku,lha ra penting.Setelah 1,5 jam perjalanan lewat jalan pintas akhirnya sampai juga di kecamatannya,kita nunggu lama nih dari jam 2 sampe jam 3an gituhh...Wah kok wes ngantuk yo...yowes besok nyambung meneh wae plus foto-foto dari sana..dijamin manstabs..hahahaha,bye cuk
Huaahmmm..nyenyak pool plus ngedan le ngebo eh tidur maksudnya.Pagi ini rencana mau ke Kelurahan Giriharjo(bener ra yo??yoben sek poenting kelurahane Banyumeneng ro Panggang).Sebelum berangkat kesana jam 9an kita sarapan dulu dengan nasi ala kadarnya yaitu nasi digoreng dikasih kecap plus garam (ribet banget mbok wes sebut saja sego goreng).Disana kita nunggu sampai 1jam karena sebenarnya acaranya jam 10an jadi yowes daripada telat.Eniwy pas di lokasi kita disambut sama pak polisi yang jaga disana dan mewanti-wanti kita akan banyak hal termasuk tentang keselamatan dan keamanan di jalan raya.Disana ada yang sangar coy...lurahnya gaulpokoke...kumisen ,serem tapi hatinya humoris bro....Disana kita juga disuguhi makanan ala kadarnya ada ayam,sayur,teh,sop dan tempe(iki pamer po py jeh??).Setelah urusan perkenalan dan lainnya kita langsung pulang deh di gubuk masing-masing coy...hehehehe..Sorenya kita muter-muter ke rumah pak RT dan srawung dengan warga..oke besok lanjut lagi sob..masih banyak hari untuk dicerita
kan.

Sekilas tentang lokasi KKN PPM GK 14


Pedukuhan Banyumeneng adalah sebuah wilayah di kelurahan Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis pemerintahan Banyumeneng di bagi menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Banyumeneng I, II dan III, tetapi dari segi emosional budaya masyarakat tetap menjadi satu yaitu Dusun Banyumeneng.
Letak Geografis Pedukuhan banyumeneng termasuk desa terpencil daerah perbatasan dengan Kabupaten Bantul, namun sebenarnya daerah ini mempunyai potensi yang sangat bagus dari segi ekonomi dan sosial kemasyarakatannya.
Kali Gedhe (Sumber Mata Air)
Jangan membayangkan sebuah sungai yang besar seperti yang ada di daerah dataran rendah. Kali Gedhe adalah sebuah nama tempat yang terletah di Dusun Banyumeneng III yang merupakan sumber air bawah tanah yang berfungsi untuk kebutuhan minum dan mandi warga masyarakat sekitar. Menurut cerita turun-temurun, nama Banyumeneng diambil dari nama sungai ini. Pada awal mulanya terdapat seorang musafir yang melewati daerah ini. Saat sang musafir beristirahat di bawah pohon, ia melihat segerombolan burung terbang dari kaki bukit yang ada di sebelahnya. Karena penasaran, maka sang musafir kemudian pergi menghampiri asal terbang dari burung-burung tersebut. Sang musafir sampailah ke tempat tersebut dan terkejut karena melihat lubang goa yang berisi air. Sang musafir kemudian mengamati lubang air tersebut dan betapa terkejutnya ia karena tanah yang ia injak tiba-tiba ambles dan ia menyadari bahwa terdapat sumber air yang besar di tempat itu.
Sang musafir kembali ke pemukiman penduduk dan memberitahukan hal tersebut ke penduduk sekitar. Penduduk bersama-sama menyaksikan keberadaan mata air tersebut dan bermusyawarah untuk mengelola sumber air tersebut tersebut.
Pengerukan dilaksanakan dan sampailah ke bagian kaki bukit yag lain. Hal aneh terjadi di ujung galian kaki bukit ini, air meresap ke dalam tanah bebatuan tetapi tidak mengeluarkan bunyi air gemericik. Dari kejadian itulah nama Banyumeneng muncul yaitu dari kata Banyu (air) dan Meneng (diam).
Ada satu versi cerita lagi bahwa Banyumeneng diambil dari istilah meneng (diam) dan Banyu (air) yang artinya “meneng-meneng kok ono banyune” artinya tidak disangka daerah ini ternyata terdapat sumber airnya.

Telaga Waru
Telaga Waru terletak di sebelah ujung timur dusun Banyumeneng II, yang merupakan telaga milik bersama antara Dusun Banyumeneng I, II dan III. Telaga ini berfungsi untuk penampungan air hujan yang dapat digunakan warga masyarakat untuk pengairan tanaman tembakau, bawang merah dan cabe yang ditanam di sekitar telaga tersebut. Selain berfungsi sebagai pengairan tanaman, telaga tersebut berfungsi juga untuk memandikan ternak sapi yang rata-rata dipunyai oleh masing-masing warga di dusun ini.
Pada musim penghujan ini air telaga penuh dan dimanfaatkan warga secara bergiliran untuk menanam benih ikan air tawar berupa ikan nila, lele dumbo, mujaer, ikan mas dan tombro. Pengelolaan perikanan dilakukan secara bergiliran dan dikelola secara baik yaitu dari pemeliharaan pakan, penjagaan serta sangsi kepada masyarakat yang menyalahi aturan misalnya pencurian pemancingan, dan sebagainya.

Musim panen ikan biasanya dilakukan pada saat awal musim kemarau saat air telaga mulai surut. Panen ikan tidak hanya dilakukan oleh warga masyarakat, tetapi dikelola untuk menghasilkan lebih misalnya dilakukan acara lomba mancing untuk masyarakat umum yang biaasanya diumumkan lewat radio lokal. Biaya untuk lomba pancing antara 40-50 ribu rupiah untuk satu hari pelaksanaan. Hasil berupa uang dikirimkan ke kas dusun dan dipakai untuk memperbaiki sarana dan prasarana pedukuhan.
Kelestarian telaga wajib dijaga agar anak-cucu kita dapat terus menikmati manfaat dari telaga ini.

Ipa atau Ips?

Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa anak IPA adalah murid yang paling top di SMA, murid terpilih, paling pinter, paling cerdas, dalam kaitan relatif paling tinggi IQny . Tak sedikit juga yang menganggap bahwa anak IPS lah yang merupakan murid buangan,bodoh,bebal pola pikirnya, tak punya masa depan, cuma pelengkap, pelajar santai, urakan  . Semakin lama,opini diatas semakin menjadi suatu keyakinan. Apalagi banyak orang tua menginginkan anaknya ke IPA,sampai ada yang nangis segala. No...No...No... Itu salah besar . Karena ada hal yang lebih penting yang menjadi alasan dasar.
  1. Dari segi Materi Pelajaran. pada dasarnya nilai yang terkandung setiap mata pelajaran antara IPA dan IPS sama/sebanding,yang membedakan cuma nama. IPA punya Fisika,Biologi,Kimia dan IPS punya Ekonomi(+Akuntansi),Geografi,Sosiologi. Dalam spesialisasianya, pelajaran menghitung(penuh rumus) IPS punya Ekonomi(+Akuntansi),Geografi,namun IPA cuma ada Fisika dan Kimia. Menghapal, IPS punya Ekonomi dan Sosiologi, begitupun IPA hanya ada Biologi dan Kimia adanya. Dari hal itu,terlihat jelas materi kedua jurusan sebanding dan sama berat.
  2. Mengacu pada materi ujian. Saat Ujian Nasional SMA dan setingkatnya, prosentase kelulusan anak IPA lebih besar, itu benar. Eits, anak IPA jangan sombong dulu. Itu karena apa. Perbedaan soal ujian antara IPA dan IPS sangat mendasar, IPA punya soal yang konstan/stabil/tetap, soal ujiannya hampir sama bahkan sama persis dengan soal ujian sebelumnya,contohnya cuma diganti nama pelaku soal cerita. Itu memberikan peluang besar ingat dan hafal betul soal soal ujian. Beda dengan soal ujian IPS, soal ujian IPS bersifat labil, lebih banyak pembaruan materi soal, ini mengingat pelajaran IPS yang selalu mengikuti perkembangan dunia. Dengan itu, anak IPS harus berfikir dinamis mengikuti materi pelajaran. Itu perbedaan yang membuktikan kejeniusan pola pikir IPS yang lebih unggul.Apakah saudara masih berfikir IPA lebih unggul ?
  3. Setelah lulus jadi apa ?  Ditarik garis besar, anak IPA hanya punya kesempatan di beberapa bidang yang menjurus ke farmasi,kedokteran,komputer,itupun harus dilalui dengan kuliah untuk mempermudah. Anak IPS jangan tanya, peluangnya sangat banyak. Akuntan,perkantoran,kebidanan, STAN, hampir semua bisa dijamah tanpa kuliah, walaupun tak dapat pekerjaan atau kuliah,masih bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri,toh sudah dibekali ilmu ekonomi. Semua itu menandakan peluang IPS lebih banyak dan memberi alasan mengapa kelas di IPS lebih banyak.
Atas beberapa alasan tersebut di atas, masihkah anda berfikir IPA yang terbaik, saya sarankan berfikirlah 100 x lagi. Berfikirlah yang lebih modern lagi. Ingat, IPA tak ada tanpa IPS,IPS juga tak ada tanpa IPA.


Menaikkan BBM, SBY Presiden Terbaik Indonesia



Tahun 1965 kondisi ekonomi Indonesia memburuk. APBN morat-marit. Kesejahteraan masyarakat memprihatinkan. Laju inflasi waktu itu mencapai 650%. Artinya jika situasi itu terjadi sekarang, tiba-tiba harga beras yang Rp.8.000/ Kg menjadi Rp.52.000/Kg.

Untuk mengatasi krisis, pada bulan Desember 1965 Soekarno mengumumkan kebijakan devaluasi nilai rupiah, yaitu Rp.1.000 uang lama menjadi Rp.1 uang baru. Devaluasi zaman Soekarno tidaklah sama maksudnya dengan wacana redenominasi yang diwacanakan sekarang. Devaluasi bukan saja nominal uang yang terpotong, tapi nilainya juga. Artinya kalau seseorang memiliki tabungan di bank 1 juta rupiah dan cukup untuk membeli seekor kambing. Maka setelah devaluasi uang itu tinggal 1000 rupiah. Dan uang yang 1 rupiah ini, untuk membeli ayam saja tidak cukup.

Kekacauan menjadi-jadi. Rakyat mengamuk. Bank-bank tutup. Orang kaya tiba-tiba menjadi miskin, golongan menengah menjadi lebih miskin lagi, yang memang sudah miskin menjadi teramat miskin. Di mana-mana orang depresi dan bunuh diri. Jangankan yang miskin, konglomeratpun bunuh diri. Bos Bank NISP yang sekarang, Karmaka Surjaudaja. Sebagai salah satu saksi hidup peristiwa ini sekaligus sebagai pelaku. Depresi kemudian mencoba bunuh diri karena kebijakan devaluasi Soekarno. Minum racun tapi nyawanya masih bisa selamat.

Tidak cukup sampai di sana. Pada bulan Januari 1966 Soekarno mengumumkan kenaikan harga BBM. Sebelumnya, Soekarno sudah 11 kali menaikkan harga BBM. Semua bertujuan untuk menyehatkan fiskal, menyelamatkan APBN. Pemuda, pelajar, mahasiswa menggelar aksi besar-besaran. Mereka serentak mengempeskan ban-ban mobil di jalan-jalan seluruh Jakarta. Lalu lintas macet total. Mereka menyerbu Istana Presiden, kantor-kantor kementerian dan lainnya.

Orde lama pimpinan Soekarno tamat. Berganti Ode Baru pimpinan Soeharto. APBN tetap sakit-sakitan. Untuk menyehatkannya Soeharto sedikitnya sampai 18 kali menaikkan harga BBM. Tidak cukup hanya menaikkan BBM. SDA Indonesia di lelang semurah-murahnya. Tambang emas, batu bara, minyak, dll. Sampai-sampai Soeharto rela hanya mendapat bagian royalti 1% dari tambang emas Freeport. Asal investor mau mengerjakannya.

Naikkan BBM, lelang SDA tidak cukup. Soeharto melangkah lebih jauh lagi. Menumpuk hutang beribu-ribu triliun. Soeharto membuat Indonesia menjadi nasabah empuk bagi IMF, ADB, Bank Dunia, dll. Saat itu hutang Indonesia menumpuk sampai 65% dari Pendapatan Domestik Brutu (PDB). Bandingkan dengan sekarang. Hutang Indonesia hanya tinggal 24% dari PDB. Pernah di saat masa-masa akhir Orde Baru, Indonesia mencari hutang luar negeri yang begitu besar. Tapi hutang tersebut hanya cukup untuk membayar hutang luar negeri berikut bunganya.

Selanjutnya era Megawati (Pemerintahan BJ Habibie dan Gusdur kita lewatkan saja karena terlalu singkat). APBN tetap sakit-sakitan. Megawati sampai dua kali menaikkan BBM untuk menyehatkannya. Tidak cukup juga hanya dengan menaikkan BBM. Megawati melelang apa yang bisa dilelang. Kekayaan alam seperti ladang gas Tangguh, dilelang ke China hanya denga harga USD 3/mmbtu yang seharusnya USD 16/mmbtu (kerugian negra ditaksir 30 triliun/tahun). Aset-aset negara dilelang. Indosat dan kapal tanker, BCA, Bank Danamon, BII, dll menjadi korban.

Sekarang kita hidup pada zaman SBY. Masih sama juga, APBN sakit-sakitan. Kemampuan fiskal pemerintah kembang kempis. Sampai 4 kali SBY menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan APBN.

Ternyata masalah kenaikan BBM hanya masalah klasik yang berulang terus menerus sepanjang sejarah Indonesia. Bukan hal yang istimewa. Hanya saja dari fakta-fakta di atas. Nampak cara SBY jauh lebih baik dalam mengatasinya. Kenaikan BBM tidak perlu ditambah dengan cara ‘merampas’ uang rakyat seperti kebijakan devaluasi ala Soekarno. Tidak perlu menggadai kekayaan alam dan menambah hutang besar-besaran ala Soeharto. Tidak perlu menggadai kekayaan alam dan melelang aset ala Megawati. Dalam hal ini ternyata SBY-lah yang terbaik. Atau kalau keberatan mengatakan yang terbaik, taruhlah SBY bukan yang terburuk diantara presiden-presiden yang buruk itu.

SBY juga sudah berhasil membuat perekonomian Indonesia lebih kuat. Lebih kuat dari zaman Soeharto apalagi zaman Soekarno. Ekonomi yang dibangun Soekarno jelas-jelas gagal. Ekonomi yang dibangun Soeharto ternyata rapuh. Podasinya tidak kuat, bertumpu pada hutang luar negeri dan segelintir konglomerat. Hanya karena krisis ekonomi Asia 1997, ekonomi yang dibangun Soeharto ambruk.

Sedangkan ekonomi yang dibangun SBY sangat kuat dan spektakuler. Dihantam krisis dunia 2008 yang jauh lebih dahsyat dari krisis Asia 1997, masih bisa bertahan. Bukan saja bertahan tapi tetap tumbuh positif (hanya 3 negara di dunia ini yang berhasil menahan laju pertumbuhan ekonominya setelah krisis 2008, yaitu China, India dan Indonesia). Bahkan SBY berhasil membawa Indonesia menjadi negara anggota G-20. 20 negara yang menguasai 90% perekonomian dunia. Singapura dan Malaysia, jangankan masuk G-20, bermimpi saja mereka tidak berani.

Suasembada pangan Soeharto juga semu. Sistem pertanian, perkebunan, dan perikanan yang dibangun Soeharto lemah. Jauh dari standar industri. Maka Indonesia tidak pernah memiliki sawah modern. Meski makanan pokok rakyat indonesia adalah nasi. Maka Indonesia tidak pernah memiliki perkebunan buah-buahan bersekala modern. Meski Indonesia merupakan negara tropis. Maka Indonesia tidak pernah memiliki tambak garam canggih sekalipun, meski Indonesia memiliki garis pantai yang luar biasa panjang.

Yang ada hanya perkebunan-perkebunan modern peninggalan Belanda. Perkebunan yang dibuat atas kepentingan Belanda. Perkebunan teh, karet, kopi, coklat dan sejenisnya. Di penghujung zaman SBY inilah kebutuhan rakyat Indonesia yang sebenarnya mulai diperhatikan. Sawah modern dicetak di Kalimantan. Kebun buah-buahan modern digalakkan. Peternakan sapi besar-besaran dengan metode modern mulai dirintis. Tambak garam dipermodern dengan gerakan membranasi, dan lain-lain.

Apakah SBY presiden yang sudah ideal? Tidak. Masih banyak kekurangan. Terlalu banyak sesuatu yang seharusnya dikerjakan tapi tidak dikerjakan. Pemerataan ekonomi masih menjadi masalah. Tapi saya hanya mengajak kita relistis, tidak tutup mata atas keberhasilan SBY. Tidak menghujat dan menghina SBY secara berlebihan. Seolah-olah SBY setan yang entah datangnya darimana. Apalagi disaat bersamaan kita menyanjung presiden-presiden masa lalu yang seolah-olah jauh lebih berprestasi. Sedangkan SBY tidak ada prestasi apa-apanya.

Setiap generasi hidup pada masanya sendiri. Soekarno misalnya. Terlihat hebat karena hidup pada zaman perang kemerdekaan. Belum tentu akan hebat jika dia memimpin pada masa sekarang. Bayangkan, seandainya Soekarno menjadi presiden sekarang. Mungkin Indonesia sudah dibawa bangkrut, terkucil, dan terbelakang seperti Korea Utara dan Venezuela.

Atau sebaliknya. Seandainya SBY hidup pada masa perjuangan kemerdekaan. Mungkin Indonesia membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk merdeka. Dengan sikapnya yang peragu, lamban, penuh pertimbangan, dan sopan santun tingkat tinggi. Akan menjadi kelemahan yang sangat fatal bagi Indonesia saat itu.

Begitu juga Soeharto. Jika dia menjadi presiden pada masa informasi dan teknologi seperti sekarang ini. Mungkin nasibnya akan sama dengan Presiden Tunisia, Mesir, Libya dan diktator-diktator lainnya. Atau paling tidak dia akan membuat Indonesia perang saudara seperti Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Soekarno mungkin pemimpin terbaik pada zamannya. Begitu juga Soeharto. Silahkan pemimpin yang sekarang dikritisi tapi jangan dihina berlebihan. Seperti kelakuan sekumpulan “generasi sakit” yaitu para komentator detik..com, Kaskus dan sejenisnya, yang hanya bisa mencemooh, menghina dan menghujat.

Biarlah orang tua menyanjung-nyanjung masa lalu. Mereka sudah tua, ingatan mereka lemah, wajar melupakan penderitaan. Kita generasi muda, hidup pada zaman online. Tidak boleh hanya sekedar mengandalkan ingatan. Ingatan kadang menipu, ingatan kadang menjebak kita pada romantisme masa lalu. Tugas kita mencari pemimpin masa depan, tidak baik hidup hanya diisi dongeng-dongeng kemakmuran masa lalu. Yang sebenarnya hanya perasaan. Yang sebenarnya memang hanya dongeng.

sumber

Fenomena Pergaulan Bebas di Yogyakarta


Indonesia saat ini mengalami perkembangan intensif. Globalisasi berdampak pada negeri yang lebih terbuka menerima teknologi maupun ide-ide dan perubahan budaya baru. Setelah habisnya masa Orde Baru pada tahun 1998, globalisasi disatukan dengan kekuasaan perubahan yang sangat kuat, yaitu gerakan reformasi. Kemajuan pada tahun-tahun berikutnya makin nyata diperlihatkan dalam bidang pemerintahan, industri, pendidikan, dan sosial.
Dewasa ini, industri seks di Yogyakarta tetap berkembang, dengan beberapa daerah prostitusi yang terkenal seperti Pasar Kembang di kawasan Malioboro. Tak luar biasa untuk pria mengunjungi lokaliasasi baik pra maupun luar nikah di daerah tersebut. Seks itu sudah lama didasarkan dalam hidden culture atau kebudayaan tersembunyi. Walaupun begitu, akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perlakuan masyarakat terhadap soal seks sudah mulai berubah. Penduduk Indonesia sudah terbukti mulai melakukan hubungan seks pada umur yang masih relatif muda.
Tidak mengherankan bahwa perubahan sosial dominan antara kaum pelajar dan mahasiswa atau remaja. Masa remaja adalah periode yang penuh dengan perubahan tubuh maupun perubahan mental, berusia remaja menemukan kesempatan untuk mencoba hal yang baru. Saat ini para remaja sangat dipengaruhi oleh oleh media massa, termasuk internet, film, dan musik. Secara umum kaum remaja lebih terbuka menerima ide-ide baru, dan lebih intensif mempergunakan kemajuan teknologi untuk mencari informasi daripada melakukan pendekatan terhadap orangtuanya.
Sesuatu yang penting dikebudayaan remaja adalah gengsi. Fokusnya gengsi untuk remaja indonesia adalah meniru kebudayaan kebarat-baratan, seperti perkembangan fashion atau dalam perpakaian, style atau gaya kehidupan, dan lain-lain. Sayangnya, ide-ide dan dan pengertian kebudayaan Barat maupun pengertian masalah seks yang diambil dari media massa sering keliru, dan besar kemungkinan kaum remaja akan melakukan hal yang beresiko. Dimanapun masalah seks berkaitan dengan banyak masalah sosial, termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS, perilaku seksual berisiko, kehamilan pra atau di luar nikah, dan kekerasan seksual.
Yogyakarta yang tepatnya adalah sebagai kota pelajar dan mahasiswa dan memiliki status pemerintahan yang khusus, dinamakan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sampai saat ini memiliki tradisi kebudayaan yang sangat kuat. Kota Yogyakarta dianggap sebagai kota yang ’aman’, tetapi Yogyakarta mempunyai sesuatu lain yaitu, kebudayaan masa muda yang bersemangat. Selain kota mahasiswa, Yogyakarta mempunyai banyak perguruan tinggi.

Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.